Kamis, 11 Februari 2010

Polyurethane



Sifat efisien yang dimiliki polyurethane membuat produk ini memiliki banyak kelebihan. Kegunaannya sangat bervariasi. 

Lagi. Sebuah bahan bangunan alternative hadir untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Polyurethane, sebuah bahan bangunan alternative yang memiliki fungsi sebagai material penghambat panas, baru saja diluncurkan ke pasar maret lalu. 

Produk ini telah meraih banyak respon simpati konsumen. Bagaimana tidak, produk yang bahannya mirip dengan busa ini dahulu banyak digunakan untuk keperluan kalangan industri – misalnya untuk lemari es, tempat air (termos), pipa gas, dan kilang minyak. Sekarang, Polyurethane telah beralih menjadi produk bahan bangunan alternative yang memiliki banyak keunggulan. 

Kini, bangunan rumah, gedung, dan fasilitas lainnya, menuntut bahan-bahan yang berkualias tinggi, kuat, ringan, tampilan bagus, mudah dipasang, awet, dan handal. Dengan kebutuhan masyarakat Indonesia yang tiap tahun semakin meningkat, kualitas bahan bangunan dan tampilan bangunan harus bias diandalkan. Itulah penyebab produsen polyurethane secara konsisten menyarankan kepada kalangan pengembang/konsultan untuk beralih pada bahan ini. 

Adalah PT. Mutiara Rizki Sejahtera. Produsen bahan kimia dan kebutuhan industri yang berlokasi di Kawasan Industri Jababeka, yang memproduksi bahan bangunan dari polyurethane. “awalnya, polyurethane memang hanya digunakan sebagai pelengkap bahan-bahan dan peralatan industri,” kata T.B. Safrudin, marketing engineering PT. Mutiara Rizki Sejahtera. “Namun, melihat kelebihan yang dimiliki oleh polyurethane, “Kata Safrudin lagi, “Kami memutuskan untuk membuat bahan bangunan alternative dari polyurethane. Itu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan bahan bangunan yang berkualitas. 


1. Bentuknya Cair 

Kelebihan utama polyurethane adalah bentuknya yang cair. Untuk pengaplikasiannya, cairan tersebut disemprotkan ke media aplikasi yang diinginkan. Misalnya: dinding, ruang Karaoke, tangki(untuk pelapisan), dan dak beton. Setelah disemprotkan, cairan tadi akan mengering dalam hitungan detik. bereaksi dengan membentuk foam. Gelembung itu lalu menempel erat di permukaan bangunan. Gelembung/foam itulah yang lalu bekerja sebagai penahan rambatan panas, penahan bocor, dan peredam suara. Gelembung tersebut pun cocok menjadi pengganti bahan insulator lain yang sudah ada. 

Perihal beban massa yang dimiliki, polyurethane juga mempunyai berat jenis yang tidak membebani suatu bangunan. Sebab, polyurethane sangat ringan. Berat jenis yang dimilikinya hanya sekitar 36 Kg/m3. Hasil pengujian oleh produsen menunjukkan bahwa nilai koefisien rambatan panas yang dihasilkan oleh polyurethane hanya sekitar 0,017. Itu pertanda bahwa setelah ditempeli polyurethane, kapasitas panas yang diteruskan ke suatu bangunan sangat sedikit. 


2. Banyak keunggulan 

Polyurethane, produk yang awalnya hanya digunakan kalangan industri, memiliki banyak kegunaan. Salah satunya – seperti diulas tadi-adalah sebagai bahan penahan hawa pasa(insulator) yang diakibatkan masuknya sinar matahari, sinar yang menyebabkan ruangan menjadi pengap dan panas. Disini, pemakaian polyurethane pun cukup mudah. Polyurethane di semprotkan ke bagian atas dak rumah. Penyemprotan dilakukan ke tiap bagian yang langsung bersinggungan dengan sinar matahari. “setelah mengering, “ kata Safrudin, “polyurethane mengeras sehingga mampu menahan panas.” Alhasil, suhu ruangan di bawah atap turun, lebih rendah. 

Nah, selain sebagai penahan panas, polyurethane juga mempunyai keunggulan sebagai bahan penahan pipa air, alat transport berpendingin, serta pendingin untuk industri maupun rumah tangga. Polyurethane, bahan yang sangat mirip dengan busa, juga banyak digunakan untuk flotation dan pengaturan energi. 

Soal harga, anda dapat langsung telephone ke 08569053112 untuk informasi lebih lanjut


3. Apakah Polyurethane? 

Kini, kemanapun kita memandang, kita akan sering menjumpai polyurethane. Bagaimana tidak. Polyurethane bisa ditemukan pada berbagai macam benda di sekitar kita. Misalnya saja, pada cairan pelapis dan cat, elastomer keras seperti pada roda roller blade, penyekat berbahan keras, busa lentur yang lembut, serat elastis, atau sebagai kulit utuh. Namun apa pun wujud polyurethane, hal yang perlu digarisbawahi adalah, bidang kimia tersebut merupakan hasil dari kejeniusan seorang Prof. Dr. Otto Bayer (1920-1982). Beliau dikenal sebagai “bapak” industri polyurethane, karena beliaulah tak lain sang penemu proses diisocyanate polyaddition. 


Untuk mengetahui asal mula polyurethane, tak ada salahnya jika melihat ke belakang, Pada awal Perang Dunia II, polyurethane pertama kali dikembangkan sebagai pengganti karet. Keanekaragaman kegunaan polimer organik baru ini dan kemampuannya dalam menggantikan bahan-bahan yang langka, telah mendorong penggunaannya secara luas. Selama Perang Dunia II, bahan pelapis polyurethane digunakan sebagai pengisi kertas dan mostar (pelapis) pada industri pakaian tahan udara, bahan pengkilat pada finishing pesawat terbang, dan pelapis anti bahan kimia dan karat pada besi, kayu dan bagian bangunan yang menggunakan batu (missal pondasi, tembok)

Hingga akhir PD II, pelapis polyurethane diproduksi dan digunakan dalam skala industri dan dapat dipesan dengan diformulasikan untuk kegunaan tertentu. Sampai pertengahan tahun 1950an, polyurethane dapat ditemukan pada bahan pelapis dan bahan perekat, elastomers, dan busa yang keras. Tidak sampai akhir 1950an, busa lentur untuk bantal yang nyaman tersedia di pasar. Dengan mengembangkan polyether polyol yang berbiaya rendah, busa lentur tersebut membuka pintu penggunaan kain pelapis, maupun penerapan di bidang otomotif seperti yang kita kenal saat ini.

Formulasi, penambahan, dan teknik memproses terus dikembangkan. Seperti misalnya dalam penguat dan pencetak bagian eksterior otomotif serta sistem satu komponen. Tak heran jika saat ini, polyurethane dapat ditemukan hampir pada setiap hal yang kita sentuh—meja, kursi, mobil, pakaian, sepatu, perabotan, tempat tidur, penyekat di dinding, atap dan tembok rumah. 

4. Karakteristik Polyurethane

  • Kedap Panas, Air, Suara
  • dengan tebal 1 Inch mengurani 40-45% pengaruh dari temperatur luar (heat reduction = 40-45% per 1 inch)
  • mudah dicetak, dipotong dan diwarnai
  • Rigid, kaku dan ringan
  • Material yang dilapisi menjadi lebih kuat
  • Memiliki sifat rekat yang sangat baik
  • Mudah dalam pemasangan
  • Daya tahan yang baik (Garansi 10 tahun)

5. Sejarah Polyurethane

  • 1937
    Dr. Otto Bayer menemukan dasar kimia polyurethane. Lalu I.G. Farben (Bayer) mempatenkan prosesnya.
  • 1940
    Busa keras pertama kali diperkenalkan dalam pesawat terbang.
  • 1941 
    Bahan perekat antara karet, besi, dan kaca.
  • 1948
    Penggunaan penyekat yang pertama – drum bir.
  • 1949
    Vulkanisir karet polyurethane yang bisa digulung.
  • 1953
    Sol sepatu – kulit sintetis
  • 1954
    Bantal busa
  • 1958
    Perkenalan serat Spandex
  • 1960
    Panel gedung Steel sandwich
  • 1966
    Kulit utuh untuk tangan kursi dan sol sepatu
  • 1969
    Bemper mobil
  • 1970
    Kayu imitasi Peralatan kedokteran dan Orthopedi
  • 1979
    Penyekat gedung semprot
  • 1981
    Papan selancar
  • 1985
    Busa penyerap energi untuk keselamatan penumpang
  • 1993
    Selang medis tipis seperti kateter
  • 1995
    Ban sepeda
  • 2001
    Ban mobil
6. Proses Pembuatan
Polyurethane dibentuk dari reaksi antara polyol (alkohol dengan lebih dari dua grup hidroksil reaktif per molekul) dengan diisocyanate atau polymeric isocyanate dengan ketersediaan katalis yang sesuai serta bahan-bahan tambahan.
Karena keragaman diisocyanate dan luasnya rentang polyol dapat digunakan untuk memproduksi polyurethane, sedangkan besarnya keanekaragaman bahan dapat diproduksi untuk memenuhi kebutuhan aplikasi khusus.
Sebagian besar polyurethane merupakan bahan thermoset; tidak bisa dileburkan dan dibentuk ulang seperti halnya bahan thermoplastic.

Polyurethane juga terdapat dalam berbagai bentuk, seperti busa lentur, busa keras, pelapis anti bahan kimia, bahan perekat, dan penyekat, serta elastomers. 
Busa keras polyurethane digunakan sebagai bahan penyekat pada gedung, pemanas air, alat transport berpendingin, serta pendingin untuk industri maupun rumah tangga. Busa ini juga digunakan untuk flotation dan pengaturan energi. 
Busa lentur polyurethane digunakan sebagai bahan pelembut pada karpet dan kain pelapis furniture, kasur, dan mobil. Busa tersebut juga digunakan sebagai pengepak barang.
Perekat dan penyekat polyurethane digunakan dalam konstruksi, transportasi, kapal, dan kegunaan lain yang membutuhkan kekuatan, tahan lembab, serta sifat tahan lama dari polyurethane tersebut.
Istilah “polyurethane elastomer” meliputi produk turunannya antara lain, thermoplastic polyurethane, cast elastomer, dan produk-produk Reaction Injection Molded (RIM). Bahan-bahan ini meliputi banyak ragam kegunaan, dari sepatu dan roda skate sampai perlengkapan rumah, lintasan atletik, serta alat-alat elektronik.

7. Chemical Data Sheet
  • Component A                                   Polyol Blended
  • Component B                                   Isocyanate
  • Mixing Ratio                                    1:1
  • Cream Time(S)                               2 to 4
  • Gel Time(S)                                     5 to 9
  • Rise Time(S)                                   12 to 18
  • Free Rise Core Density                  28 to 32 Kg/m³
  • Sprayed Density                             34 to 36 Kg / M3
  • Compressive Strength                   170k n/m3
  • Parallel to foam rise
    Dimension Stability                        1 % Volume change
  • 48 hours exposure @ 100ºC Thermal Conductivity     0,017K.CAL/M²hºc

 
8. Perbandingan Ketebalan
  • Nama                            Ketebalan (inch)
    Rock Wool                     3
    Fiver Glass                   2.6
    Calcium cilica                4.2
    Polyurethane                1
       
     


     




     
     
     

Readmore »»